Iaintulungagung.ac.id – Anak muda atasi krisis menjadi pesan utama Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, krisis kesehatan, dan disrupsi digital. Pendidikan dan penelitian menjadi alat kunci bagi generasi muda untuk menciptakan solusi berkelanjutan. Dalam sambutannya di Week of Indonesia-Netherlands Education and Research (WINNER) 2025 secara daring dari Jakarta, Handoko menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara. Dengan anak muda atasi krisis sebagai fokus, BRIN dorong inovasi berbasis ilmu untuk menjawab masalah pangan, energi, dan geopolitik. Berikut ulasan lengkap sambutan Handoko, peran WINNER 2025, dan dampaknya bagi masa depan Indonesia.
Anak Muda Atasi Krisis: Tantangan Global yang Mendesak
Laksana Tri Handoko menyoroti krisis global yang mengancam kehidupan sehari-hari. “Perubahan iklim ganggu lingkungan dan ekonomi, krisis kesehatan tunjukkan ketergantungan global, serta disrupsi digital ciptakan kesenjangan baru,” ujarnya. Dinamika geopolitik juga perumit kesejahteraan dunia. Misalnya, banjir ekstrem di Asia Tenggara akibat pemanasan global tekankan urgensi aksi cepat.
Handoko ajak generasi muda berperan aktif melalui pendidikan yang kembangkan rasa ingin tahu dan ketangguhan. Penelitian hasilkan solusi berbasis bukti ilmiah. Dengan demikian, anak muda jadi motor perubahan, bukan sekadar korban krisis. Oleh karena itu, forum seperti WINNER 2025 jadi wadah ideal untuk wujudkan ide inovatif. Selain itu, keterlibatan pemuda dalam riset perkuat daya saing Indonesia.
WINNER 2025: Kolaborasi Indonesia-Belanda untuk Inovasi
WINNER 2025, digelar 7–9 Oktober di Jakarta dan Bogor secara hybrid, satukan akademisi, ilmuwan, industri, dan pembuat kebijakan dari Indonesia dan Belanda. Handoko ingatkan sejarah panjang kolaborasi: pelajar Indonesia tempuh pendidikan di universitas Belanda sejak abad lalu, dan riset bersama hasilkan terobosan seperti pengelolaan air kota. Misalnya, program DUTEP (Dutch Training & Exposure Programme) sukses kembangkan solusi urban water management di Jakarta.
Acara ini dorong dialog interdisipliner untuk tantang perspektif usang. Dengan demikian, WINNER 2025 ciptakan inovasi berkelanjutan, seperti riset minyak kelapa sawit ramah lingkungan. Oleh karena itu, forum ini jadi katalis kebijakan berbasis sains. Selain itu, sesi di IPB University Bogor fokus pada tema “Building a Sustainable Future through Education and Research.”
Pentingnya Riset Kolaboratif Global
Handoko tekankan riset kolaboratif sebagai solusi krisis global. “Kolaborasi bukan tujuan, melainkan alat untuk kebijakan adil, teknologi aksesibel, dan kurikulum inspiratif,” katanya. BRIN, di bawah kepemimpinannya sejak 2021, prioritaskan riset untuk SDGs, termasuk energi terbarukan dan emisi nol bersih. Misalnya, proyek AI dan transisi energi BRIN-Belanda dukung pembangunan IKN (Ibu Kota Nusantara).
Pendekatan ini padukan teknologi dengan nilai kemanusiaan. Dengan demikian, riset tetap etis dan inklusif. Oleh karena itu, anak muda harus kuasai keterampilan lintas disiplin. Selain itu, WINNER 2025 buka peluang beasiswa dan proyek bersama, perkuat jaringan global.
Peran Anak Muda dalam Inovasi Berkelanjutan
Handoko yakini pendidikan bangun karakter, kreativitas, dan tanggung jawab anak muda. “Pendidikan tanamkan rasa penasaran dan ketangguhan,” ujarnya. Di era disrupsi, generasi muda harus pimpin riset yang jawab tantangan lokal dan global. Misalnya, mahasiswa ITB di WINNER 2025 kembangkan solusi AI untuk mitigasi banjir bersama mitra Belanda.
Kolaborasi ini wujudkan pertemanan progresif berbasis komitmen bersama. Dengan demikian, anak muda ciptakan terobosan seperti teknologi pangan berkelanjutan. Oleh karena itu, BRIN luncurkan program pelatihan riset untuk pemuda. Selain itu, keterlibatan industri pastikan inovasi tembus pasar global.
Anak Muda Atasi Krisis: Implikasi untuk Indonesia
Anak muda atasi krisis sejalan dengan visi pemerintahan Prabowo, dengan BRIN sebagai pilar inovasi nasional. Handoko tegaskan tak ada negara yang bisa atasi krisis sendirian. “Tantangan ini satukan kita, ingatkan kemanusiaan sama dan kebutuhan saling bantu,” katanya. WINNER 2025 jadi contoh diplomasi sains, dukung Indonesia Emas 2045.
Pemerintah harus tingkatkan anggaran riset hingga 2% PDB untuk beri pemuda akses ke fasilitas modern. Misalnya, proyek SustainPalm (kolaborasi sawit berkelanjutan) jadi model sukses. Dengan demikian, integrasi riset ke kurikulum sekolah ciptakan generasi inovatif. Oleh karena itu, kebijakan ini perkuat posisi Indonesia di kancah global. Selain itu, kolaborasi internasional tingkatkan reputasi sains Indonesia.
- Krisis Global: Iklim, kesehatan, pangan, energi, digital, geopolitik.
- Solusi Handoko: Pendidikan kembangkan kreativitas; riset hasilkan solusi.
- WINNER 2025: 7–9 Oktober, Jakarta-Bogor; tema sustainable future.
- Kolaborasi: Indonesia-Belanda fokus SDGs, energi, AI.
- Pesan BRIN: Anak muda pimpin riset untuk perubahan nyata.
