Seringkali kita bingung membedakan antara fisioterapis dan dokter ortopedi, bukan? Terutama ketika kita atau orang terdekat mengalami masalah pada tulang, otot, sendi, atau ligamen.
Meskipun sama-sama berfokus pada sistem gerak tubuh (muskuloskeletal), ada perbedaan fisioterapi dan ortopedi yang cukup mendasar dalam pendekatan, tujuan, dan metode penanganan.
Mari kita bedah satu per satu agar Anda tidak lagi salah paham!
Mengenal Lebih Dekat: Apa Itu Fisioterapi?
Fisioterapi, atau yang sering disebut physical therapy, adalah metode pengobatan non-bedah yang berfokus pada pemulihan fungsi gerak tubuh.
Tujuannya jelas: mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan, menjaga keseimbangan, dan mengembalikan mobilitas pasien.
Bagaimana caranya? Fisioterapis menggunakan berbagai teknik, mulai dari latihan fisik spesifik, terapi manual (pijatan atau manipulasi), terapi panas/dingin, listrik, hingga bantuan alat rehabilitasi canggih.
Ini sangat membantu bagi Anda yang sedang dalam proses pemulihan pascaoperasi, setelah cedera olahraga, atau mengalami penyakit yang memengaruhi kemampuan bergerak seperti osteoartritis atau stroke.
Untuk menjadi seorang fisioterapis, seseorang harus menempuh pendidikan setidaknya Diploma atau Sarjana Fisioterapi (DPT/BPT/BSc Physiotherapy). Jadi, mereka adalah ahli yang terlatih khusus di bidang rehabilitasi.
Membedah Lebih Jauh: Apa Itu Ortopedi?
Nah, kalau ortopedi adalah cabang ilmu kedokteran yang punya fokus lebih luas. Mereka mendiagnosis, merawat, bahkan melakukan pembedahan untuk gangguan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal.
Ini mencakup tulang, otot, sendi, ligamen, dan tendon.
Seorang dokter ortopedi akan menjadi rujukan pertama Anda jika mengalami masalah serius seperti patah tulang, dislokasi sendi, skoliosis, atau cedera ligamen berat.
Mereka akan menentukan penyebab masalah dan memberikan penanganan medis yang paling tepat, yang bisa saja melibatkan obat-obatan, suntikan, hingga operasi.
Jalur pendidikan untuk menjadi dokter ortopedi juga berbeda. Mereka harus terlebih dahulu menyelesaikan pendidikan dokter umum (MBBS), lalu melanjutkan ke program spesialis ortopedi (seperti MS Orthopaedics atau DNB-Orthopaedic).
Cukup panjang dan spesifik, kan?
Perbedaan Fisioterapi dan Ortopedi: Jangan Sampai Tertukar!
Agar Anda benar-benar paham dan tidak lagi tertukar, mari kita rangkum perbedaan fisioterapi dan ortopedi yang paling mendasar.
Ini penting agar Anda tahu harus menghubungi siapa saat membutuhkan bantuan medis.
Berikut 5 poin penting yang bisa jadi panduan Anda:
- Fokus Pengobatan: Fisioterapi lebih menitikberatkan pada pemulihan fungsi gerak dan penguatan tubuh tanpa operasi. Sementara Ortopedi fokus pada diagnosis, perawatan medis, dan bedah untuk gangguan tulang dan sendi.
- Metode Penanganan: Fisioterapis memakai latihan fisik, terapi manual, pijatan medis, dan alat bantu rehabilitasi. Dokter ortopedi cenderung menggunakan obat, injeksi, hingga tindakan operasi tulang atau sendi.
- Jenis Kasus yang Ditangani: Fisioterapis cocok untuk pemulihan pascaoperasi, cedera otot ringan hingga sedang, masalah mobilitas, atau nyeri kronis. Ortopedi menangani kasus serius seperti patah tulang, dislokasi, kelainan bentuk tulang, atau cedera berat yang butuh intervensi medis langsung.
- Tujuan Akhir Terapi: Tujuan utama fisioterapi adalah mengembalikan kemampuan gerak fungsional dan mencegah cedera atau kekambuhan di masa depan. Sedangkan ortopedi bertujuan menyembuhkan dan memperbaiki struktur tubuh yang rusak secara fundamental.
- Latar Belakang Pendidikan: Fisioterapis menempuh pendidikan spesifik di bidang Fisioterapi (DPT, BPT, MPT). Dokter ortopedi adalah dokter umum yang mengambil spesialisasi di bidang Ortopedi (MS/DNB Ortopedi).
Jadi, Kapan Sebaiknya Anda Menghubungi Siapa?
Pertanyaan krusialnya: Kapan harus ke fisioterapis, dan kapan ke dokter ortopedi? Gampang saja!
Jika Anda mengalami cedera berat, seperti patah tulang yang jelas, nyeri sendi yang tak tertahankan, atau dislokasi, langkah pertama yang paling tepat adalah berkonsultasi dengan dokter ortopedi.
Mereka akan mendiagnosis secara akurat dan memberikan penanganan medis awal, termasuk kemungkinan operasi jika diperlukan.
Setelah kondisi Anda stabil dan penanganan awal selesai, barulah peran fisioterapis menjadi sangat penting.
Mereka akan membantu Anda dalam proses rehabilitasi untuk mempercepat pemulihan, mengembalikan kekuatan otot, meningkatkan rentang gerak, dan memastikan Anda bisa kembali beraktivitas dengan optimal. Seringkali, kedua profesi ini bekerja sama untuk hasil terbaik bagi pasien.
