Siapa sangka, dari rasa tidak suka bisa berubah jadi kecintaan yang membawa rezeki melimpah? Inilah kisah sukses barista Indonesia, Ismail Sigalingging, yang kini meniti karier dan meraih gaji tinggi di Arab Saudi. Perjalanannya membuktikan bahwa dengan tekad dan pendidikan yang tepat, impian bisa jadi kenyataan, bahkan hingga ke negeri orang!
Dulu, Ismail sama sekali tidak menyukai kopi. Namun, keprihatinannya terhadap nasib petani kopi di kampung halamannya, Sidikalang, justru memicunya untuk menyelami dunia kopi lebih dalam. Ia melihat potensi besar di industri ini yang bisa meningkatkan kesejahteraan para petani.
Dari Prihatin Jadi Pecinta Kopi Sejati
Perjalanan Ismail bukan instan. Ia mulai belajar dari nol, langsung dari para petani kopi di Sidikalang. “Saya mulai memahami proses kopi itu dari nol. Dari melihat petani-petani kopi di kampung saya,” ujarnya. Ini adalah langkah awal yang fundamental dan membentuk pandangannya tentang kopi.
Tak berhenti di sana, ia sempat merantau ke Gayo dan bekerja sebagai eksportir kopi. Pengalaman ini memberinya pemahaman tentang proses pengolahan kopi di bagian hulu. Namun, ia merasa ilmunya belum lengkap. Saat kembali ke kampung halaman, ada informasi menarik tentang program yang bisa mengubah nasibnya:
- Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK)
- Menawarkan kursus barista profesional
- Diselenggarakan di LKP Merapi School, Klaten, Jawa Tengah
“Saya langsung ikut mendaftar dan diterima. Ini mungkin jalannya untuk mempelajari tentang kopi secara lebih dalam,” kenang Ismail, menandai titik balik penting dalam hidupnya.
Menguasai Seni Meracik Kopi dengan Teliti
Di LKP Merapi School, Ismail benar-benar menyelami dunia peracikan kopi. Meskipun sudah punya dasar, ia semakin tertarik mendalami berbagai jenis seduhan dan teknik meraciknya. “Meracik itu perlu ketelatenan dan ada ukurannya, gak bisa sembarang. Ini melatih keterampilan saya juga,” jelasnya.
Ia mempelajari banyak hal baru, mulai dari:
- Teknik espresso dan latte art yang memukau
- Metode cold brew yang unik dan digemari
- Hingga racikan kopi tradisional seperti javanese coffee
Semua ini ia dapatkan selama pelatihan intensif. Program PKK juga membantunya mengukur kemampuan melalui ujian kompetensi, hingga akhirnya ia sukses meraih sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK). Pengalaman magang di Lava Coffee Kitchen sangat membantu, hingga ia langsung diterima bekerja di sebuah kafe di Jombang setelah lulus. Betul-betul gerak cepat, ya!
Babak Baru: Gaji Tinggi dan Misi Mulia di Arab Saudi
Semangat Ismail tak pernah padam. Ia terus mencari peluang karier menarik hingga akhirnya lolos seleksi di 1K Coffee, sebuah kedai kopi ternama di Arab Saudi. Setelah melalui proses administrasi dan wawancara yang ketat, ia pun resmi ditempatkan di Kota Najran.
“Penempatannya di Kota Najran. Ini adalah babak baru di hidup saya,” katanya dengan penuh keyakinan. Tentu ada kekhawatiran karena ini pengalaman pertama ke luar negeri dan harus meninggalkan keluarga. Namun, misi besarnya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani kopi menjadi motivasi utama.
Dengan kontrak dua tahun dan gaji yang jauh lebih besar dari yang ia dapatkan di Indonesia, Ismail kini bisa menabung lebih banyak. Ia bertekad menggunakan tabungannya untuk keluarganya dan, yang paling penting, membuka usaha kopi di kampung halaman. “Niatku cuma satu, para petani harus sejahtera,” tegasnya. Sebuah dedikasi yang patut diacungi jempol!
Inspirasi dari Kisah Sukses Barista Indonesia Ini
Kisah Ismail Sigalingging adalah bukti nyata bahwa edukasi vokasi dan kegigihan bisa membuka pintu kesuksesan yang tak terduga. Dari Sidikalang hingga Arab Saudi, perjalanan Ismail menjadi inspirasi bagi banyak anak muda yang ingin mengejar impian di bidang kopi.
Jika kamu tertarik dengan program vokasi serupa atau ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana mengukir peluang karier menarik seperti Ismail, jangan lewatkan artikel-artikel kami lainnya! Siapa bilang jadi barista cuma bisa dapat gaji pas-pasan? Dengan keahlian dan tekad, kamu juga bisa meraih sukses seperti Ismail!
