Halo Bakrie Muda dan pegiat inovasi! Universitas Bakrie kembali menorehkan tinta emas dengan sukses menggelar 2nd Bakrie International Conference on Communication, Management, Politics & Accounting, atau yang lebih akrab kita sebut sebagai BICOMPACT 2025 Universitas Bakrie. Acara dua tahunan ini jadi panggung bertemunya para pemikir, akademisi, dan praktisi dari berbagai belahan dunia untuk ngobrolin ide-ide keren seputar tata kelola, komunikasi, dan ekonomi yang berkelanjutan.
Mengapa BICOMPACT 2025 Penting? Kolaborasi Lintas Batas untuk Inovasi Berkelanjutan
Di tengah gempuran perubahan global yang serba cepat, membangun ketahanan inovatif itu krusial. Nah, BICOMPACT 2025 Universitas Bakrie mengusung tema “Innovative Resilience: Leveraging Technology for Sustainable Governance Across Politics, Communication, and Economics”. Keren banget, kan? Konferensi ini diselenggarakan secara hybrid, di Kampus Bakrie Tower dan via Zoom, memungkinkan partisipasi yang lebih luas dari berbagai negara.
Suara dari Pimpinan Universitas Bakrie
Wakil Rektor II Universitas Bakrie, Bapak M. Tri Andika Kurniawan, yang mewakili Rektor Prof. Sofia W. Alisjahbana, membuka acara dengan semangat membara. Beliau menekankan bahwa inovasi itu nggak bisa sendirian, tapi lahir dari “percakapan, kolaborasi, dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti”. Ini menunjukkan betapa pentingnya ruang seperti BICOMPACT untuk menjaga hubungan akademik lintas batas tetap relevan dan progresif. Ingin tahu lebih banyak tentang tentang Universitas Bakrie? Kunjungi situs kami!
Partisipasi Global dan Perspektif Unik
Salah satu hal yang bikin BICOMPACT 2025 Universitas Bakrie makin spesial adalah peningkatan signifikan dalam partisipasi internasional. Bayangkan, ratusan akademisi dan peneliti dari berbagai negara seperti Indonesia, Taiwan, Malaysia, India, Turkey, Philippine, UK, dan lainnya, mengirimkan paper mereka! Mereka datang dengan beragam sudut pandang, namun dengan satu tujuan: mencari cara agar inovasi selalu berpihak pada manusia. Bukankah ini gambaran nyata dari semangat kolaborasi global?
Belajar dari Bulgaria: Tata Kelola Publik yang Transparan
Dari Bulgaria, ada Ibu Eleonora Naumova, Deputy Head of Mission dan Konsul Bulgaria, yang membagikan insight menarik. Beliau cerita bagaimana negaranya membangun tata kelola publik yang transparan dan digital. Intinya, keberlanjutan itu bukan cuma soal regulasi, tapi juga tumbuh dari kepercayaan antara pemerintah dan masyarakat. “Ketika warga merasa didengar, mereka ikut menjaga sistemnya. Dari situlah keberlanjutan dimulai,” ujarnya. Sebuah pelajaran berharga, ya?
Kisah Taiwan: Solidaritas Hadapi Bencana
Tidak kalah menarik, Prof. Kuo Yu Ming dari Tzu Chi University, Taiwan, berbagi pengalaman negaranya dalam menghadapi kebencanaan. Beliau menyoroti peran penting solidaritas, pengetahuan kebencanaan, dan kesiapan komunitas. “Kami percaya teknologi bisa mempercepat respons, tapi yang membuat masyarakat pulih adalah kepedulian satu sama lain,” kata beliau. Ini mengingatkan kita bahwa di balik kemajuan teknologi, sentuhan kemanusiaan tetap yang utama. Tertarik dengan riset dan inovasi yang mendukung masyarakat?
Masa Depan Inovasi Ada di Sini!
Jadi, apa kesimpulannya? BICOMPACT 2025 Universitas Bakrie ini bukan sekadar konferensi biasa. Ini adalah titik temu ide-ide global yang ingin membangun masa depan yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Dari setiap paper yang masuk dan setiap percakapan yang terjadi, kita bisa melihat bagaimana dunia sedang bergerak dan bagaimana akademisi, terutama dari kampus inovatif seperti Universitas Bakrie, ikut menulis ulang arah perubahan itu.
Pesan dari Dekan FEIS Universitas Bakrie
Prof. Dudi Rudianto, Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie, dengan bangga menyebut BICOMPACT tahun ini sebagai wadah inspirasi. Ini adalah bukti bahwa kolaborasi global dan diskusi ilmiah adalah kunci untuk menciptakan solusi inovatif bagi tantangan dunia. Mari terus berinovasi dan berkolaborasi!
