Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo bekerja sama dengan Kementerian Agama menggelar kegiatan Ngaji Budaya. Acara ini bertujuan menumbuhkan kecintaan anak muda terhadap seni dan nilai-nilai agama secara bersamaan.
Kegiatan menghadirkan narasumber dari akademisi, seniman, dan tokoh agama. Mereka membahas pentingnya melestarikan budaya lokal sekaligus memahami nilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, peserta memperoleh pemahaman holistik mengenai seni dan agama.
Tujuan Pelaksanaan Ngaji Budaya
Kegiatan ini menekankan peran anak muda dalam melestarikan budaya dan nilai-nilai keagamaan. Ngaji Budaya menjadi sarana edukasi yang memadukan pendekatan spiritual dan artistik.
Dengan begitu, mereka bisa mengembangkan diri secara kreatif tanpa meninggalkan nilai-nilai agama.
Peran Kemenag
Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Agama Islam menyatakan dukungan penuh terhadap program ini. Kemenag menekankan pentingnya membekali generasi muda dengan pengetahuan agama yang relevan dan cara menghargai seni sebagai bagian dari identitas budaya.
Hal ini juga menjadi langkah strategis dalam membangun karakter mahasiswa.
Aktivitas yang Dilakukan
Beberapa aktivitas utama dalam Ngaji Budaya meliputi:
- Diskusi Interaktif: Mengupas sejarah seni dan hubungan dengan nilai-nilai agama.
- Workshop Seni Tradisional: Memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa untuk belajar seni lokal.
- Penampilan Seni Islami: Menampilkan musik dan tari yang sarat makna keagamaan.
- Sesi Tanya Jawab: Memberi kesempatan mahasiswa bertanya langsung kepada narasumber.
Dengan kegiatan ini, peserta tidak hanya memperoleh wawasan teori, tetapi juga pengalaman langsung dalam praktik seni yang bernuansa keagamaan.
Dampak bagi Mahasiswa
Kegiatan ini berdampak positif bagi mahasiswa. Mereka lebih memahami pentingnya menjaga warisan budaya sambil tetap menghayati nilai agama. Selain itu, mahasiswa didorong untuk mengembangkan kreativitas melalui seni yang edukatif.
Selain itu, Ngaji Budaya menumbuhkan rasa kebersamaan antar mahasiswa dari berbagai jurusan. Acara ini membangun lingkungan kampus yang inklusif, harmonis, dan kreatif.
Tantangan dan Solusi
Meski mendapat antusiasme tinggi, pelaksanaan Ngaji Budaya menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah kurangnya minat sebagian mahasiswa terhadap seni tradisional.
Untuk mengatasi hal ini, pihak kampus dan Kemenag melakukan pendekatan yang lebih interaktif, termasuk workshop dan pertunjukan langsung yang menarik perhatian peserta. Pendekatan praktis ini terbukti lebih efektif dibandingkan metode ceramah semata.
Kesimpulan
Kegiatan Ngaji Budaya di UIN Walisongo menjadi langkah strategis untuk mengajak anak muda mencintai seni dan agama. Dengan dukungan Kemenag, acara ini tidak hanya memberi edukasi, tetapi juga pengalaman praktis yang memperkaya wawasan mahasiswa.
Melalui perpaduan seni dan agama, mahasiswa dapat mengembangkan kreativitas sekaligus menjaga nilai spiritual dan kultural. Kegiatan seperti ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan dan budaya dapat berjalan seiring, membentuk generasi muda yang kreatif, berkarakter, dan religius.
